KAJIAN VARIETAS
SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
KACANG PANJANG
(Vigna sinensis Var)
(Vigna sinensis Var)
SKRIPSI
Disusun oleh:
NURAHMAD
NIM:08111440
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
YAYASAN SYEKH HAMZAH FANSURY
KABUPATEN ACEH SINGKIL
2013
KAJIAN VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
KACANG PANJANG
(Vigna sinensis Var)
Disusun oleh:
NURAHMAD
NIM:08111440
Skripsi ini Ditulis
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Starata (S1)
Pada Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) YASHAFA
Dan telah disetujui Pada Tanggal : 30 November
2013
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
M.Ridwan,
SP.MAgr.Sc M.Azis Cibro, SP.MP
Mengetahui
PK. I Bidang Akdemik
Dr.Asbaruddin,STP,MM,M.eng
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama :
NUR AHMAD
NIM : 08111440
Jurusan
: Agroteknologi
Alamat
: Jl Tembakau
Sidikalang Kab Dairi SUMUT
Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan
hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam
skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Singkil
Utara, November 2013
Yang
membuat pernyataan,
NUR
AHMAD
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
YAYASAN SYEKH HAMZAH FANSURY
KABUPATEN ACEH SINGKIL
2013
KAJIAN VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
KACANG PANJANG
(Vigna sinensis Var)
Disusun oleh:
NURAHMAD
NIM:08111440
Skripsi ini Ditulis
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Starata (S1)
Pada Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) YASHAFA
Dan telah disetujui Pada Tanggal : 30 November
2013
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
M.Ridwan,
SP.MAgr.Sc M.Azis Cibro, SP.MP
Mengetahui
PK. I Bidang Akdemik
Dr.Asbaruddin,STP,MM,M.eng
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama :
NUR AHMAD
NIM : 08111440
Jurusan
: Agroteknologi
Alamat
: Jl Tembakau
Sidikalang Kab Dairi SUMUT
Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan
hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam
skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Singkil
Utara, November 2013
Yang
membuat pernyataan,
NUR
AHMAD
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
................................................................................................
i
ABSTRAK
..................................................................................................... ii
LEMBAR
PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA
PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. .... vi
DAFTAR
TABEL ..................................................................................... .... viii
DAFTAR
GAMBAR ................................................................................ ..... ix
DAFTAR
LAMPIRAN ............................................................................ ..... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
.................................................................................. 1
B. Identifikasi
Masalah.......................................................................... 3
C. Rumusan
Masalah
............................................................................. 3
D. Tujuan
Penelitian .............................................................................. 4
E. Manfaat
yang diharapkan
................................................................. 4
F. Gambaran
Umum Daerah Penelitian ................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis
Teoritis dan Penelitian Relevan .......................................... 5
B. Kerangka
Pikiran
............................................................................... 9
C. Hipotesis
........................................................................................... 15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
................................................................................ 16
B. Variabel
Penelitian........................................................................... 16
C. Populasi
dan Sampel Penelitian....................................................... 16
D. Instrument
Penelitian
......................................................................... 18
E. Analisis
data ...................................................................................... 18
F.
Pelaksanaan Penelitian
...................................................................... 20
G. Peubah
yang Diamati
........................................................................ 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil .................................................................................................. 23
2.
Pembahasan
...................................................................................... 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan ...................................................................................... 33
2.
Saran
................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 34
LAMPIRAN .................................................................................................... 35
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan sayuran dataran rendah
seperti kacang panjang terus meningkat. Kacang panjang merupakan jenis sayuran yang dapat
dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur, memiliki kandungan
gizi yang cukup lengkap (protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi,
vitamin B dan C), dan kandungan protein nabati pada sayur kacang panjang
berkisar 17% - 21%. Dalam program UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga), kacang
panjang dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kesehatan tubuh. Disamping
itu kacang panjang termasuk salah satu komoditas sayuran yang diutamakan,
dikembangkan secara nasional berdasarkan kepentingan gizi (Ciptono, 1998) dalam
Yuyu Wahyu (2012).
Tanaman kacang
panjang merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk
dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Selain itu peluang
pemasaran kacang panjang masih luas karena tidak hanya dijual di pasar-pasar
tradisional, tetapi juga telah banyak dipesan di pasar swalayan, sehingga
menjadikan tanaman kacang panjang ini menjadi peluang usaha dalam budidaya
pertanian. Tanaman kacang panjang telah lama di budidayakan di Indonesia dan
sebagai salah satu penopang kebutuhan keluarga. Bahkan dibeberapa tempat kacang
panjang merupakan sumber utama ekonomi keluarga. Oleh karena itu usaha untuk
meningkatkan produktivitas kacang panjang perlu terus dilakukan.
Menurut Iwan
Juhardi (1999) dalam Yuyu Wahyu (2012)
rendahnya hasil tanaman bukan hanya disebabkan oleh teknik bercocok tanam yang
belum intensif, kurang tepatnya pengendalian hama dan penyakit, tetapi juga
masih kurangnya pengetahuan petani tentang pengaturan jarak tanam dan pemilihan
varietas yang tepat dalam penyediaan unsur hara terutama nitrogen, fosfat dan
kalium secara seimbang. Dalam suatu pertanaman sering terjadi persaingan antar
tanaman maupun antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan unsur hara, air,
cahaya matahari maupun ruang tumbuh. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya adalah dengan pengaturan jarak tanam dan pemilihan varietas.
Pengaturan
populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang
berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya
matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil
tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan
antar spesies. Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam
memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan
bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan
secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun.
Banyak faktor yang akan mempengaruhi
bagaimana tanaman dari segi pemilihan varietas, pemupukan, perawatan dan
perlakuan jarak tanam Ada beberapa varietas/kultivar kacang panjang, antara
lain KP-1 (lokal Bekasi), KP-2 (lokal Bogor) yang toleran terhadap hama
pengerek polong (Maruca testulasis) dan penyakit busuk polong (Colletotrichum
lindemuthianum). Kebutuhan benih kacang panjang per hektar sekitar 20 kg.
Bila ingin membudidayakan kacang panjang,
sebaiknya kenali terlebih dahulu syarat tumbuhnya, terutama bila tujuannya
untuk komersial (memperoleh keuntungan). Oleh sebab itu kita perlu mengetahui
varietas unggul dan jarak tanam yang baik untum menanam kacang panjang.
B. Identifikasi Masalah
Dari hasil penjelasan latar
belakang masalah maka masalah yang diidentifikasi adalah
1. Apakah respon pertumbuhan dan
produksi tanaman kacang panjang terhadap penggunaan beberapa varietas.
2. Apakah respon pertumbuhan dan
produksi tanaman kacang panjang terhadap kerapatan populasi.
3. Apakah respon
pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang terhadap interaksi penggunaan
varietas dan kerapatan populasi.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun
rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah:
1. Bagaimanakah peranan pemilihan
Varietas terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang.
2. Bagaimanakah peranan kerapatan
populasi terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang.
D. Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang
diungkapkan diatas maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut
- Untuk mengetahui peranan pemilihan varietas terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang.
2.
Untuk
mengetahui peranan kerapatan populasi terhadap peningkatan pertumbuhan dan
produksi kacang panjang
3.
Untuk
mengetahui interaksi kerapatan populasi terhadap peningkatan dan produksi
kacang panjang.
E.
Manfaat Penelitian
1. Untuk dapat menyelesaikan studi
Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian STIP Yashafa Aceh Singkil
2. Skripsi ini sebagai rujukan dan
tambahan wawasan bagi pembaca terutama
yang mengusahakan tanaman hortikultura dalam hal ini adalah kacang panjang.
F.
Gambaran Umum Daerah Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di Dusun Kain Golong Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh
Singkil. Daerah ini merupakan dataran rendah
pada ketinggian 10-600 m dpl yang beriklim basah, tanah gambut, dengan
temperatur 18-320 C dengan tingkat keasaman tanah (pH) 5,5-6,5. Letak
Geografis terletak pada (UPTB-BPP) Simpang Kanan. 0,20 15’ 00,0 -
020 16’ 48,6” LU 0970 53’ 03,4” - 0970 54’ 18,0” BT
1. Tofografi
Wilayah a. Ketinggian Areal penelitian ini terletak di ketinggian ± 30 mdpl. b.
Keadaan Lokasi Keadaan lokasi penelitian ini memiliki kedataran dan semua datar
lahannya.
2. Tanah
Secara umum jenis tanah di Dusun Kain Golong adalah tanah Gambut, yaitu tanah
yang bewarna coklat kemerahan hingga kehitaman.
3. Keadaan Iklim Menurut data curah hujan dari
stasiun curah hujan, Badan Metereologi dan geofisika curah hujan di Dusun Kain
Golong berkisar antara 1.000 s/d 2.000 mm/tahun (UPTB-BPP) Simpang Kanan.
4. Keadaan Vegetasi Berdasarkan survey di
lapangan kondisi vegetasi di lokasi penelitian ini adalah berumput.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESA
A.
Analisis Teoritis dan Penelitian Relevan
1.
Klasifikasi Kacang Panjang
Klasifikasi
botani tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi :
Angiospermae
Class : Dycotyledoneae
Ordo : Leguminales
Famili : Papiolinaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis Var
Tanaman
tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara
20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun
dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl (Yuyu Wahyu, 2012)
2.
Pengenalan Kacang Panjang
Kacang panjang (Vigna sinensis
Var) termasuk famili Febaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang
banyak diusahakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 10-600 m dpl yang
beriklim basah. Kacang panjang merupakan salah satu sumber protein nabati yang
banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia. Pada dasarnya kacang
panjang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah, namun jenis tanah yang
paling cocok adalah tanah Regosol, Latosol dan Aluvial dengan temperatur
berkisar 18- 320C, kemasaman tanah (pH) 5,5-6,5. (Hendro Sunarjono,
2012)
Budidaya kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran sebagai
sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh,
meningkatkan kecerdasan dan ketahanan tubuh serta memperlancar proses
pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi. Kacang panjang dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok merambat dan tidak merambat.
Kelompok kacang panjang yang banyak dibudidayakan adalah kelompok yang
merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan buahnya panjang ± 40-70 cm .
kacang panjang dapat ditanam didataran rendah dan tinggi, menghendaki tanah yang subur, gembur dan kaya humus. Drainase baik dan tanah tidak tergenang serta pH antara 5,5 – 6,5. Waktu tanam yang baik adalah musim kemarau. (Wayan Suryanegara, 2011)
kacang panjang dapat ditanam didataran rendah dan tinggi, menghendaki tanah yang subur, gembur dan kaya humus. Drainase baik dan tanah tidak tergenang serta pH antara 5,5 – 6,5. Waktu tanam yang baik adalah musim kemarau. (Wayan Suryanegara, 2011)
3. Botani Kacang Panjang
Secara morfologi, bagian atau organ-organ
penting tanaman kacang panjang yaitu akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji.
- Akar
Tanaman
akar panjang berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya tumbuh
lurus ke dalam hingga mencapai kedalaman 30 cm, sedangakan akar serabutnya
tumbuh menyebar kea rah samping (horizontal) dan tidak dalam. Panjang akar
serabut mencapai 26 cm.
- Batang
Batang
tanaman kacang panjang memiliki cirri-ciri liat, tidak berambut, berbentuk
bulat, panjang, bersifat keras, dan berkuran kecil dengan diameter sekitar 0,6
cm-1 cm. Tanaman yang pertumbuhannya bagus, diameter batangnya dapat mencapai
1,2 cm lebih.
- Daun
Daun
kacang panjang merupakan daun majemuk yang bersusun tiga helaian. Daun
berbentuk lonjong dengn ujung daun runcing (hampir segitiga). Tepi daun rata,
tidak berbentuk, dan memiliki tulang-tulang daun yang menyirip. Kedudukan daun
tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama.
Daun panjangnya antara 9 cm-13 cm dan panjang tangkai
daun 0,6 cm. permukaan daun kasar, permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua,
sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna lebih muda. Ukuran daun kacang
panjang sangat bervariasi, yakni panjang daun antara 9 cm-15 cm dan lebar daun
antara 5 cm-8 cm.
- Bunga
Bunga
tanaman kacang panjang tergolong bunga sempurna, yakni dalam sau bunga terdapat
alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang sari). Bunga
memiliki tipe zygomorphus (bilateral
simetri) dan memiliki bentuk menyerupai kupu-kupu (papilona cues).
Bunga
terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga (daun mahkota), benang
sari, dan kepala putik. Bunga tanaman kacang panjang memiliki dua tangkai,
yakni tangkai utama dan tangkai bunga. Tangkai utama berbentuk panjang
dan tidak bercabang, serta panjang antara 9 cm-13cm dengan diameter 2 mm.
sedangakan tangkai bunga sangat pendek, dan panjangnya sekitar 3 mm.
- Buah atau polong
Buah
tanaman kacang panjang berbentuk bulat panjang dan ramping. Buah kacang panjang
ini biasa disebut polong. Polong kacang panjang memiliki ukuran panjang bervariasi
antara 30 cm-100 cm, bergantung pada jenis dan varietasnya.
Demikian pula warna polongnya juga bervariasi,
antara putih dan putih kekuning-kuningan (polong tua), hijau, hijau muda,
dan hijau keputih-putihan (polong muda), bergantung pada jenis dan varietasnya.
- Biji
Biji
kacang panjang berbentuk bulat panjang dan agak pipih, tetapi kadang-kadang
juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua memiliki warna yang
beragam, yaitu kuning, cokelat, kuning kemerah-merahan, putih, hitam, merah,
dan putih, bebercak merah (merah putih), bergantung pada jenis dan varietasnya.
Biji memiliki ukuran besar (panjang x lebar), yaitu 8-9 mm x 5-6 mm.
B. Kerangka Pikiran
1. Varietas
Kacang Panjang
Varietas merupakan sekelompok tanaman
dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan
tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakter atau kombinasi genotype
yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama oleh
sekurang-kurangnya satu sifat yang menetukan dan apabila diperbanyak tidak
mengalami pertumbuhan. Secara botani, varietas adalah suatu populasi tanaman
dalam satu spesies yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas penulisan namanya
dicetak miring atau digaris bawah jika tulisan tangan dan didahului dengan
singkatan “Var”. Contoh Oryza sativa Var. Indica.
Dalam taksonomi tumbuhan, spesies merupakan unit terkecil dalam hierarki
klasifikasi. Semua anggota spesies yang sama dapat secara alamiah saling kawin
dan menghasilkan keturunan. Namun demikian, untuk sejumlah spesies tertentu
terdapat variasi yang sangat jelas didalamnya. Untuk itu dibuat sejumlah takson
infraspesies (dibawah spesies). (Anonim.2013)
Wayan Suryanegara (2011) mengatakan
spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:
a.
Kacang panjang tipe merambat
(V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa.
Varietas yang ditanam adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal
Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang, MP 305dll.
b.
Kacang panjang tipe tegak yaitu
kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V. unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V.
umbellata) . Varitas adalah KT1, KT2, KT3, 177.
c.
Kacang panjang hibrida (V.
sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao. Varitas yang dirilis adalah
No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2 serta H737
2.
Kerapatan Populasi Kacang Panjang
Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan
oleh kerapatan populasi/ pengaturan jarak tanam dan ketersediaan unsur-unsur
hara, baik makro maupun mikro. Unsur hara makro yang banyak diserap oleh
tanaman diantaranya nitrogen, fosfor, kalium, dan magnesium, oleh karena itu
untuk mendapatkan hasil yang tinggi dengan kualitas yang baik diperlukan tanah dengan
hara yang cukup tersedia dan mudah diserap oleh tanaman.
Pada dasarnya pemakaian jarak tanam yang rapat
bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan faktor pembatas dapat dihindari
sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman. Di samping itu pengaturan
jarak tanam yang tepat juga untuk menekan pertumbuhan gulma, sehingga
persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari. Hal tersebut memberikan
indikasi bahwa penggunaan jarak tanam merupakan salah satu unsur penting untuk
diperhatikan dalam bercocok tanam, dalam upaya mengusahakan tanaman terhindar
dari persaingan baik dari segi keperluan cahaya maupun pengambilan unsur hara.
Menurut Soetikno Sastroutomo (1998) dalam Wayan Suryanegara (2011), unsur hara yang dipersaingkan oleh tanaman adalah nitrogen, fosfor, sulfur dan kalium. Dengan demikian adanya peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman pada jarak tanam yang lebar disebabkan adanya ruang tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Menurut Soetikno Sastroutomo (1998) dalam Wayan Suryanegara (2011), unsur hara yang dipersaingkan oleh tanaman adalah nitrogen, fosfor, sulfur dan kalium. Dengan demikian adanya peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman pada jarak tanam yang lebar disebabkan adanya ruang tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Menurut Mul Mulyani Sutejo (1997) dalam
Wayan Suryanegara (2011), banyaknya
unsur hara yang diserap tanaman dan sekaligus terbawa dari tanah harus
dikembalikan melalui pemupukan dalam jumlah yang sama atau seimbang. Pemupukan
adalah setiap usaha pemberian hara yang bertujuan untuk peningkatan produksi dan
mutu hasil tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan
tanaman, sebab merupakan penyusun semua dari protein dan asam nukleat, dengan
demikian merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan. Nitrogen pada
umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman,
misalnya dalam pembentukan daun dan batang. Peranan unsur nitrogen terpenting
adalah sebagai penyusun atau bahan dasar dan pembentukan protein .
Karta Sapoetra (1988) mengatakan,
persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air maupun cahaya matahari
berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif. Sehingga, kerapatan tanaman yang
lebih lebar akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Kerapatan tanaman yang
longgar dapat menghasilkan berat kering berangkasan yang lebih besar dari berat
kering pada penanaman pada kerapatan tanaman yang rapat. Hal ini terjadi karena
pada kerapatan tanaman yang rapat terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya
matahari yang berpengaruh terhadap pengambilan unsur hara, air maupun udara.
3.
Budidaya Kacang Panjang
Adapaun syarat tumbuh
tanaman kacang panjang merupakan lahan yang cocok adalah sawah berpengairan
teknis dengan ketinggian tempat sekitar 600m dpl, suhu 25-35 0C,
Ph tanah 5,5-6,5 dengan struktur tanah yang gembur dan kaya bahan organik.
Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada musim kemarau. Iklimnya
kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun (Hendro Sunarjono.2012).
Media tanam yang cocok untuk budidaya
tanaman kacang
panjang adalah :
1.
Hampir semua jenis tanah cocok
untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah
Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan
drainasenya baik.
2.
Tanah kemasaman (pH) sekitar
5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya
nodula-nodula akar.
4.
Hama dan Penyakit Kacang Panjang
Menurut Yuyu Wahyu (2012) hama
dan penyakit kacang panjang adalah sebagai berikut:
1)
Hama Utama Kacang Panjang
a) Lalat kacang (Ophiomya
phaseoli T)
Gejala terdapat
bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang
terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran
sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang
bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan insektisida Orthene
75 SP 1 cc/liter.
b)
Kutu daun (Aphis cracivora K)
Gejala:
pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan
hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor
virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili
kacang-kacangan dan penyemprotan insektisida Furadan 3G dan Carbofuran 80
kg/ha.
c)
Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala:
daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga
menyerang polong. Pengendalian: dengan peraikan kultur teknis, rotasi tanaman,
penanaman serempak, perangkap hama kimiawi dan insektisida Suoracide 0,1-0,2%.
d)
Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
Gejala:
biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan
membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih
kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e)
Ulat bunga ( Maruca testualis SP)
Gejala:
larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa
tanaman. Disemprot dengan insektisida yang efektif seperti Sevin pada
kosentrasi 0,1%-0,2%.
2) Penyakit Utama Kacang Panjang
a) Penyakit mozaik (tobacco mozaik virus A.M)
Penyebab:
virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV. Gejala: pada daun-daun muda terdapat
gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor
kutu daun. Pengendalian: dengan menggunakan benih yang sehat dan bebas virus,
disemprot dengan insektisida yang efektif untuk kutu daun dan tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar.
b) Penyakit sapu (Witches-broom Virus S)
Penyebab:
virus Cowpea Stunt Virus. Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas
(buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk
"sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan
pengendalian penyakit mosaic.
c) Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F)
Penyebab: bakteri. Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat
menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan
drainase dan mencabut tanaman yang mati.
C.
Hipotesis Penelitian
Adapun
hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah
a. Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
panjang terhadap penggunaan beberapa varietas
b. Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
panjang terhadap kerapatan populasi
c. Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
panjang terhadap interaksi penggunaan varietas dan kerapatan populasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang
menggunakan sampel. Penelitian ini menggunakan rumus Rancangan Acak Kelompok
(RAK), dengan 2 (dua) faktor perlakuan .yaitu:
1. Penggunaan
bibit kacang panjang varietas (V) dan
2. Kerapatan
populasi (J)
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas terdiri dari 2 perlakuan
Faktor pertama
adalah penggunaan varietas yang terdiri dari
a. V0= varietas MP 305
b. V1= varietas 177
c. V2= varietas H 737
Faktor kedua adalah kerapatan
populasi yang terdiri dari
a. J0= kerapatan populasi tanaman/plot
(jarak tanam 20 cm x 30 cm)
b. J1= kerapatan populasi tanaman/plot (jarak tanam) 40
cm x 30 cm
c. J2= kerapatan
populasi tanaman/plot (jarak tanam 50 cm
x 30 cm
C.
Populasi dan
Sampel Penelitian
Populasi yaitu keseluruhan obyek
penelitian, jadi populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua
tanaman kacang
panjang yang tumbuh
pada plot-plot areal yang digunakan dalam penelitian
Dilakukan dengan 3 kali
pengulangan sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 27 unit percobaan.
Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan yaitu:
1. V0J0= perlakuan dengan varietas MP 305 dengan
kerapatan populasi 20 cm x 30 cm
2. V0J1= perlakuan dengan varietas MP 305 dengan
kerapatan populasi 40 cm x 30cm
3. V0J2= perlakuan dengan varietas MP 305 dengan
kerapatan populasi 50 cm x 30 cm
4. V1J0=
perlakuan dengan varietas 177 dengan kerapatan populasi 20 cm x 30 cm
5.V1J1=
perlakuan dengan varietas 177
dengan kerapatan populasi 40 cm x 30 cm
6. V1J2=
perlakuan dengan varietas 177 dengan kerapatan populasi 50 cm x 30 cm
7. V2J0=
perlakuan dengan varietas H 737 dengan kerapatan populasi 20 cm x 30 cm
8. V2J1= perlakuan dengan varietas H 737 dengan
kerapatan populasi 40 cm x 30 cm
9. V2J2 = perlakuan dengan varietas H 737 dengan
kerapatan populasi 50 cm x 30 cm.
Rumus mencari ulangan :
(n-1) (r-1) ≥ 15
(9-1)
(r-1) ≥ 15
8r
– 8 ≥ 15
r
≥ 15 + 8
8
r
≥ 23
8
r
≥ 2,875 3 ulangan
Percobaan di lakukan dengan 3 ulangan, sehingga di peroleh (3 x 3) x 3 =
27 unit/plot percobaan. Luas areal masing-masing petak percobaan adalah 2 m x
0,6 m atau 200 cm x 60 cm. Setiap plot berbeda kerapatan populasi (a) kerapatan
populasi 20 cm x 30 cm dengan jumlah tanaman 20 tanaman. (b) kerapatan populasi
40 cm x 30 cm dengan jumlah tanaman 10 tanaman. (c) kerapatan populasi 50 cm x
30 cm dengan jumlah tanaman 8 tanaman.
Sehingga jumlah keseluruhan tanaman
yaitu 342 tanaman. Tanaman sampel diambil 5 sampel/ plot. Metode
pengambilan sampel dilakukan secara acak.
D.
Instument Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bibit kacang panjang varietas MP 305, 177, H 737, air, insektisida
Dursban Tm 200 EC, dan bahan-bahan lain yang mendukung pelaksanaan
penelitian ini.
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cangkul, parang, gembor, meteran, handsprayer, kalkulator, timbangan, kawat
sebagai pengikat bambu persemaian, jangka sorong dan alat-alat yang mendukung
dalam pelaksaan penelitian ini.
E.
Analisis Data
Data
hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model
linier sebagai berikut:
Yijv = µ + δi + αj +βv + (αβ)jv +
Æ©ijv
Dimana :
Yijv = data pengamatan dari faktor penggunaan varietas ke-i
dan kerapatan populasi ke-j dengan ulangan ke-v
µ = rataan umum
δi = pengaruh ulangan ke-i
αj = pengaruh penggunaan varietas pada taraf ke-j
βv = pengaruh kerapatan populasi pada taraf ke-v
(αβ)jv = pengaruh interaksi perlakuan varietas pada taraf ke-j
dan kerapatan populasi pada taraf ke-v
Æ©ijv = galat perlakuan (Ali Kemas,1984)
Hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk hasil bedanya
F.
Pelaksanaan Penelitian
1.
Penentuan Pola Tanam
Jarak
lubang tanam adalah 20 x 30 cm, 40 x 30 dan 50 x 30 cm. Waktu tanam yang baik adalah awal musim
kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air
tanahnya memadai.
2.
Cara Penanaman
Sebelumnya, buat lubang kecil
pada bedengan dengan menggukan tugal. Benih dimasukkan
ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji per lubang, tutup dengan tanah tipis/dengan abu
dapur atau pupuk organik agar benih
tidak dimakan burung atau ayam.
3. Pemeliharaan Tanaman Kacang Panjang
a) Pembuatan lanjaran/ajir
Ajir atau lanjaran dibuat dari
belahan bambu atau kayu yang tidak mudah lapuk. Ajir digunakan untuk
menopang/menegakkan tanaman kacang panjang. Pemasangan lanjaran sekitar 3–4 hari setelah tanam, atau
kira-kira tinggi tanaman 10-15 cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang
tanaman dan dipasang silang.
b)
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung
pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput
liar/membersihkan dengan alat kored.
c)
Pemangkasan/Perempalan
Kacang
panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung
batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
d) Penyemprotan Hama
Usaha untuk mencegah serangan
hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Dursban Tm 200 EC
4. Pupuk Susulan
Pupuk
susulan tanaman kacang panjang diberikan 1 minggu
dan 3 minggu setelah tanam, pupuk berupa NPK.
5. Panen
Pemanenan
dilakukan pada saat tanaman berumur 40 hspt. Pemanenan kacang panjang sebaiknya
dilakukan pada pagi/sore hari. Cara panen pada tanaman
kacang panjang dengan cara memotong
tangkai buah menggunakan pisau tajam.
G.
Peubah yang Diamati
Peubah amatan yang dilakukan dalam penelitian adalah:
1) Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dimulai
dari permukaan tanah (patok standar) sampai daun tinggi yaitu tegak alami.
Penghitungan dilakukan pada tanaman sampel yang sama. Pengukuran tinggi tanaman
dimulai pada umur 24 hspt dan selanjutnya pengukuran dilakukan sekali dalam 7
hari hingga tanaman berumur 40 hspt (3 kali pengukuran)
2) Panjang Buah Kacang Panjang (cm)
Pengukuran buah kacang panjang
diukur dengan alat penggaris/rol dan dilaksanakan saat tanaman berumur 34 hspt
dan selanjutnya pengukuran dilakukan sekali dalam 3 hari hingga tanaman panen.
3) Diameter Buah Kacang Panjang (mm)
Pengukuran diameter buah kacang panjang dilakukan
pada setiap 5 sampel dengan menggunakan alat jangka sorong dan dilaksanakan
saat tanaman berumur 34 hspt dan selanjutnya dilakukan sekali dalam 3 hari
hingga tanaman panen.
4) Produksi Tanaman (gr)
Penimbangan produksi tanaman dilakukan pada seluruh produksi kacang panjang
termasuk sampel dari tiap plot dengan menggunakan timbangan. Sebelum ditimbang kacang panjang dibersihkan atau
dicuci dengan air bersih dan dikering anginkan. Pekerjaan ini dilakukan saat
tanaman berumur 40 hspt (panen).
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
1.
Tinggi Tanaman (cm)
Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa penggunaan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman pada umur 32 dan 40 hspt, dan berpengaruh sangat nyata pada umur 24 hspt (hari setelah
pindah tanam). Sedangkan perlakuan kerapatan populasi serta interaksi kedua perlakuan menunjukkan
pengaruh tidak nyata pada umur 32 dan 40 hspt dan berpengaruh nyata pada umur
24 hspt (hari setelah pindah tanam).(lampiran 5 – 13)
Penggunaan beberapa Varietas
tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 32 dan 40
hspt. Penggunaan varietas dengan aplikasi V2 = varietas H 737 adalah perlakuan
terbaik dalam peningkatan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang panjang.
Sedangkan perlakuan kerapatan populasi
serta interaksi kedua perlakuan tidak
berpengaruh nyata pada umur 32
dan 40 hspt dan berpengaruh nyata sangat nyata pada umur 24 hspt. (Tabel. 1)
Uji beda rataan tinggi tanaman umur 24, 32 dan 40 hspt dapat
dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Rataan
Tinggi Tanaman Kacang Panjang pada Umur 24, 32 dan 40 hspt Akibat Penggunaan Beberapa Varietas dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta
Interaksi Pengaruh Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
||
24 hspt
|
32 hspt
|
40 hspt
|
|
V0
|
187,11
|
215,55
|
258,77a
|
V1
|
191,22
|
194,22
|
233,77b
|
V2
|
190,33
|
245
|
298,77c
|
J0
|
184,11
|
212,55a
|
253,33a
|
J1
|
191,44
|
225,88b
|
266,33b
|
J2
|
193,11
|
216,33c
|
271,66c
|
V0J0
|
183,5
|
209,667
|
236,667
|
V0J1
|
189
|
224,667
|
280,333
|
V0J2
|
191
|
212,333
|
259,333
|
V1J0
|
187
|
191,667
|
221,333
|
.V1J1
|
196
|
195,667
|
218
|
V1J2
|
191,5
|
195,33
|
262
|
V2J0
|
185
|
236,33
|
302
|
V2J1
|
192,5
|
257,33
|
300,667
|
V2J2
|
194,5
|
241,33
|
293,667
|
Keterangan : Angka yang tidak
bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ
2.
Panjang Buah Kacang Panjang (cm)
Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa penggunaan varietas pada umur 37 hspt tidak berpengaruh nyata
terhadap panjang buah kacang panjang ,
akan tetapi berpengaruh nyata terhadap panjang kacang panjang pada umur 34 dan
40 hspt. Sedangkan perlakuan kerapatan populasi dan interaksi kedua
perlakuan sangat berpengaruh nyata pada
buah kacang panjang pada umur 34, 37 dam 40 hspt. (lampiran 14 – 22)
Uji beda rataan panjang buah
kacang panjang pada umur 34, 37 dan 40 hspt dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan
Panjang Buah Kacang Panjang pada Umur 34, 37 dan 40 hspt Akibat Penggunaan
beberapa Varietas dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta Interaksi Pengaruh
Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi
Perlakuan
|
Panjang Buah kacang Panjang (cm)
|
||
34 hspt
|
37 hspt
|
40 hspt
|
|
V0
|
2,81a
|
34,48
|
68,05a
|
V1
|
3,32
|
39,74a
|
76,2
|
V2
|
2,02b
|
18,48b
|
35,38
|
J0
|
1,74a
|
30,92
|
57,14a
|
J1
|
2,59b
|
30,02
|
59,52
|
J2
|
1,95c
|
31,77a
|
62,97b
|
V0J0
|
2,79
|
34,46
|
66
|
V0J1
|
2,79
|
33,16
|
69,1
|
V0J2
|
2,86
|
35,83
|
69,06
|
V1J0
|
3,28
|
39,46
|
74,7
|
.V1J1
|
3,18
|
38,9
|
73,6
|
V1J2
|
3,50
|
40,86
|
80,3
|
V2J0
|
1,78
|
18,83
|
30,73
|
V2J1
|
1,83
|
18
|
35,86
|
V2J2
|
2,46
|
18,63
|
39,56
|
Keterangan : Angka
yang tidak bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ
Perlakuan penggunaan varietas
tidak berpengaruh nyata terhadap panjang buah kacang panjang pada umur 37 hspt
akan tetapi berpengaruh nyata terhadap panjang kacang panjang pada umur 34 dan
40 hspt. Penggunaan Varietas dengan aplikasi V1 = varietas 177
adalah perlakuan terbaik dalam meningkatkan panjang kacang panjang. Sedangkan
perlakuan kerapatan populasi dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap panjang
kacang panjang pada ummur 34, 37 dan 40 hspt. Dan perlakuan terbaik untuk meningkatkan
panjang kacang panjang pada perlakuan kerapatan populasi J2 = 50 x
30 cm.(Tabel 2)
3.
Diameter Buah Kacang Panjang (mm)
Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan penggunaan beberapa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap
diameter kacang panjang pada umur 34, 37 dan 40 hspt. Sedangkan kerapatan
populasi berpengaruh sangat nyata terhadap diameter buah kacang panjang pada
umur 37 dan 40 hspt serta tidak berpengaruh nyata pada diameter kacang panjang
pada umur 34 hspt. Dan interaksi kedua perlakuan pada diameter kacang panjang
berpengaruh sangat nyata pada umur 40 hspt serta pada umur 34 dan 37hspt tidak
berpengaruh nyata. (Lampiran 23- 31)
Penggunaan beberapa varietas
menunjukkan bahwa tidak berpengaruh nyata terhadap diameter kacang panjang pada
umur 34,37 dan 40 hspt. Sedangkan kerapatan populasi berpengaruh sangat nyata
terhadap diameter buah kacang panjang pada umur 37 dan 40 hspt. Penggunaan
kerapatan Populasi J2 = 50 x 30 cm adalah perlakuan terbaik untuk
meningkatkan diameter buah pada kacang
panjang. Interaksi kedua perlakuan pada diameter buah kacang panjang
berpengaruh sangat nyata pada umur 40 hspt dan tidak berpengaruh nyata pada
umur 34 dan 37 hspt.( Tabel 3)
Uji beda rataan diameter buah
kacang panjang pada umur 34, 37 dan 40 hspt dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3.Rataan
Diameter Buah Kacang Panjang Pada Umur 34,37 dan 40 hspt Akibat Penggunaan
Beberapa Varietas dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta Interaksi Pengaruh
Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi.
Perlakuan
|
Diameter
Buah kacang Panjang (mm)
|
||
34 hspt
|
37 hspt
|
40 hspt
|
|
V0
|
0,16a
|
0,34a
|
0,77a
|
V1
|
0,2
|
0,42
|
0,87b
|
V2
|
0,4
|
0,53b
|
1,14c
|
J0
|
0,76a
|
1,26
|
2,83a
|
J1
|
0,73b
|
1,23a
|
2,66b
|
J2
|
0,8
|
1,4
|
2,9
|
V0J0
|
0,13a
|
0,33a
|
0,83
|
V0J1
|
0,16b
|
0,3
|
1,1
|
V0J2
|
0,2
|
0,4
|
0,76
|
V1J0
|
0,26c
|
0,46b
|
0,83
|
.V1J1
|
0,13d
|
0,4
|
0,9
|
V1J2
|
0,3
|
0,4
|
0,9
|
V2J0
|
0,36e
|
0,46c
|
1,16
|
V2J1
|
0,43f
|
0,53d
|
1,03
|
V2J2
|
0,4
|
0,9
|
1,23
|
Keterangan : Angka
yang tidak bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ
4.
Produksi (gr)
Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa penggunaan beberapa
varietas tidak berpengaruh nyata terhadap Produksi pada tanaman kacang panjang.
Namun kerapatan populasi menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi
kacang panjang. Sedangkan interaksi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang
sangat nyata terhadap produksi kacang panjang.(lampiran 32-34)
Penggunaan beberapa varietas tidak
berpengaruh nyata terhadap produksi tananaman kacang panjang. Namun kerapatan
populasi menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap produksi kacang
panjang. Sedangkan interaksi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat
nyata pada produksi tananaman kacang panjang.(tabel 4)
Uji beda rataan produksi
tanaman kacang panjang akibat penggunaan beberapa varietas dan kerapatan
populasi ditunjukkan pada tabel 4
Tabel 4: Rataan
Produksi Tanaman Kacang Panjang Pada Umur 40 hspt akibat Penggunaan Varietas
Beberapa varietas dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta Interaksi Pengaruh
Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi.
Perlakuan
|
Produksi
Buah kacang Panjang (gr)
|
40 hspt
|
|
V0
|
170
|
V1
|
167,77a
|
V2
|
124,44b
|
J0
|
145,55a
|
J1
|
150
|
J2
|
166,66b
|
V0J0
|
170
|
V0J1
|
160
|
V0J2
|
180
|
V1J0
|
163,33
|
.V1J1
|
160
|
V1J2
|
180
|
V2J0
|
103,33
|
V2J1
|
130
|
V2J2
|
140
|
Keterangan : Angka
yang tidak bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ
B. PEMBAHASAN
Respon
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang Akibat Penggunaan Beberapa
varietas
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diuraikan, ternyata penggunaan varietas berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi tanaman (pada umur 40 hspt) dan berpengaruh nyata
terhadap panjang buah kacang panjang (pada umur 37 dan 40 hspt). Sedangkan pada
diameter dan produksi tidak berpengaruh nyata dengan penggunaan beberapa
varietas.
Dari berbagai penggunaan
varietas yang ada ternyata V0 (MP 305) menunjukkan hasil terbaik
terhadap produksi tanaman kacang panjang kemudian diteruskan dengan penggunaan
V1(177) yang cukup baik terhadap produksi tanaman kacang panjang. Ini
menunjukkan bahwa dari tipe pembagian varietas unggul merupakan salah satunya
adalah MP305 dengan tipe merambat.
Arya (2012) menyatakan Tanaman tipe ini pertumbuhannya membelit atau merambat sehingga
memerlukan turus atau lanjaran setinggi kurang lebih 2 meter dan tipe varietas ini yang sangat dikenal di
masyarakat luas dan mudah untuk di budidayakan.
Menurut Haryanto dkk (2008)
menyatakan varietas tipe 1 (MP 305) menyatakan batangnya
berwarna hijau muda, berbentuk segi enam. Bentuk daun delta dengan ujung
runcing. Tiap daun majemuk terdiri dari tiga daun. Permukaannya rata, berbulu
halus, dan berwarna hijau tua. Bunganya berbentuk kupu-kupu dan berwarna biru
muda. Polong berbentuk gilig langsing, warna polong muda hijau tua. Jumlah
polong tiap tanaman 4-15 buah dengan panjang 40-75 cm. Rasa polong muda renyah
dan agak manis. Bijinya berwarna cokelat tua, kadang berbelang putih. Bentuknya
bulat agak gepeng. Tinggi tanaman ini sekitar 2 m lebih. Mulai berbunga pada
umur 28 hari dan panen polong muda pada umur 59-79 hari. Produksi rata-rata 6,2
ton/ha. Varietas ini cukup tahan terhadap serangan hama penggerek polong dan
cendawan busuk polong.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang Akibat Kerapatan
Populasi
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diuraikan, perlakuan kerapatan populasi berbagai taraf
tanaman kacang panjang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 32 hspt
dan 40 hspt, diameter 37 dan 40 hspt. Akan tetapi berpengaruh nyata pada tinggi
tanaman 24 hspt, panjang kacang panjang 34, 37, 40 hspt, diameter 34 hspt dan
produksi tanaman berpengaruh sangat nyata.
Berpengaruh atau tidaknya
kerapatan populasi diberbagai peubah amatan diatas diduga karena pengaruh
kompetisi antar tanaman dalam menyerap unsur hara di dalam tanah. Setyadi
(1979) dalam Zahirman (2011) mengatakan bahwa kerapatan populasi mempengaruhi
kompetensi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara dengan demikian
akan mempengaruhi hasil.
Interaksi
antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan
individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila
kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan
lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup.
Faktor-faktor yang memengaruhi persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya,
karbon dioksida, dan ruang. Faktor-faktor tersebut akan memengaruhi pertumbuhan
tinggi batang, diameter batang, kandungan klorofil, dan daya hasil dari tanaman
tersebut (campbell, 2002)
Akan tetapi dari perlakuan yang
jelas dilakukan, ternyata pada taraf J2 = 50 x 30 cm menunjukkan
sebagai perlakuan kerapatan populasi terbaik untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman kacang panjang dan akan
menurun apabila kerapatan populasi dipersempit menjadi J1 (40x30 cm)
atau pun J0 (20 x 30 cm). Hal ini terlihat dari hasil peubah amatan
bahwa pada taraf J2 (50 x 30
cm) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari pada taraf yang lain.
Menurut Sugito (1999) dalam
(Zahirman 2011) Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam
usaha meningkatkan hasil panen. Pada populasi optimal, kompetisi antar tanaman
masih terjadi sehingga pertumbuhan dan hasil per tanaman menjadi berkurang,
namun karena jumlah tanaman per hektar bertambah dengan meningkatnya populasi,
maka hasil panen perhektar masih dapat meningkat. Jika kerapatan populasi
terlalu rapat atau populasi terlalu tinggi, kompetisi antar individu juga
diikuti dengan penurunan hasil panen per hektar. Selanjutnya, jika kerapatan
populasi terlalu renggang akan menjadi banyak ruang kosong diantara tajuk
tanaman.
Oleh karena itu spesies tanaman
daun yang efisien cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan
mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pada pemanfaatan
radiasi matahari yang efisien (gardner et
al.,1998)
Respon pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang terhadap
Interaksi Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi
Dari hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara penggunaan
beberapa varietas dan kerapatan populasi pada amatan tinggi pada umur 24 hspt,
panjang umur 34, 37 dan 40 hspt kemudian pada diameter buah kacang panjang umur
40 hspt serta produksi tanaman. Hal ini berarti menunjukkan bahwa tanaman
kacang panjang sangat nyata berpengaruh
menggunakan beberapa varietas dan kerapatan populasi.
Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya
karakter terkecuali jika mereka berada pada lingkungan yang sesuai dan
sebaliknya tidak ada pengaruh terhadap berkembangnya karakteristik dengan
mengubah tingkat keadaan lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada.
Namun harus disadari bahwa keragaman yang diamati terhadap sifat- sifat yang
terutama disebabkan oleh perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan
dan terhadap variabilitas didalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh
perbedaan lingkungan dimana individu berada (Allard, 2005) dalam Laksana (2010)
Menurut
Buckman dan Brady (1982), dalam chairuman (1993), suatu tanaman akan tumbuh
subur dan baik apabila semua unsur hara yang dibutuhkan cukup dan tersedia bagi
tanaman tersebut.
.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
KESIMPULAN
1) Perlakuan varietas dan kerapatan populasi
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.
2) Penggunaan varietas tipe I (MP 305) mampu
mempengaruhi tinggi tanaman, panjang buah, diameter dan produksi tanaman kacang
panjang.
3) Perlakuan J2 dengan kerapatan
populasi tanaman /plot (jarak tanam 50 x
30 cm) adalah perlakuan terbaik, meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti
tinggi, panjang buah, diameter dan produksi kacang panjang.
4) Interaksi kedua perlakuan memberi pengaruh yang
baik terhadap peubah amatan terlihat
sangat nyata pada panjang buah kacang panjang, diameter kacang panjang.
2.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan beberapa varietas dan perlakuan
kerapatan populasi, sehingga akan di dapat hasil yang optimum pada pertumbuhan
dan hasil tanaman kacang panjang.
DAFTAR
PUSTAKA
Arya, G, 2012, Budidaya Kacang
Panjang, Jakarta
Ali Kemas, 1984, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi ,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Anonim, 2013.
“ahref”. http//id. Wikipedia.org/
diakses 16-02-2013.
Campbell,NA 2002, Biologi Jilid II.
Jakarta , Erlangga
Karta Sapoetra, A.G,1988. Tekhnologi
Benih. PT.Bina Aksara. Jakarta. Di kutip dari:
http://adnanlpp.wordpress.com/2008/02/05/pengaruh-kerapatan-nam/
Haryanto,W.T. Suhartini dan E. Rahayu, 2008. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta: Penebar Sawadaya.
Hendro Sunarjono, APU (Purn), 2012. Kacang
Sayur. Jakarta:Penebar Swadaya.
Laksana,S. 2010. Respon Pertumbuhan
dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Tanah. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Wayan Suryanegara.
2011. Pengaruh Pengaturan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan produksi kacang panjang
(vigna sinensis), Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.
Yuyu Wahyu. 2012. Pengaruh Jarak Tanam dan Takaran Pupuk
Nitrogen terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (vigna sinensis).
Cirebon, Jawa Barat
Zahirman. 2011. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi
Hijau dangan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan
Kerapatan Populasi. STIP YASHAFA. Aceh Singkil.
RINGKASAN
NUR AHMAD, NIM
08111440, Program Studi Agroteknologi, Judul Skripsi “KAJIAN VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG PANJANG (Vigna sinensis Var).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pemilihan varietas dan
kerapatan populasi terhadap peningkatan
pertumbuhan dan produksi kacang panjang.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kain Golong Kecamatan simpang kanan
Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai
dengan Juli 2013, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan
dua faktor perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Sebagai faktor
pertama yaitu penggunaan 3 varietas (V)
yaitu (V0)MP 305, (V1) 177, (V3) H 737, sedangkan faktor kedua adalah kerapatan
populasi (J) yang terdiri dari 3 taraf yaitu:( J0) = 20 cm x 30 cm
(J1) = 40 cm x 30 cm (J2) = 50 cm x 30 cm. Hasil
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan
uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk hasil bedanya.
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah diuraikan, ternyata penggunaan varietas berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi tanaman (pada umur 40 hspt) dan berpengaruh nyata
terhadap panjang buah kacang panjang (pada umur 37 dan 40 hspt). Sedangkan pada
diameter dan produksi tidak berpengaruh nyata dengan penggunaan beberapa
varietas.
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diuraikan, perlakuan kerapatan populasi berbagai taraf
tanaman kacang panjang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 32 hspt
dan 40 hspt, diameter 37 dan 40 hspt. Akan tetapi berpengaruh nyata pada tinggi
tanaman 24 hspt, panjang kacang panjang 34, 37, 40 hspt, diameter 34 hspt dan
produksi tanaman berpengaruh sangat nyata.
Dari
hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat
nyata antara penggunaan beberapa varietas dan kerapatan populasi pada amatan
tinggi pada umur 24 hspt, panjang umur 34, 37 dan 40 hspt kemudian pada
diameter buah kacang panjang umur 40 hspt serta produksi tanaman. Hal ini
berarti menunjukkan bahwa tanaman kacang panjang sangat nyata berpengaruh menggunakan beberapa varietas dan kerapatan
populasi.
ABSTRAK
NUR AHMAD, NIM 08111440, Agro Technology Program, Thesis title "VARIETY STUDY POPULATION DENSITY AND GROWTH AND PRODUCTION FOR IMPROVED LONG BEAN (Vigna sinensisVar).
This study aims to determine the role of variety selection and population density on growth and production of beans.
This
research was conducted at the intersection of Hamlet Cain Golong District of
Aceh Singkil right. The study was conducted in June 2013 to July 2013, using a
randomized block design (RBD) with two- factor factorial treatment was repeated
three times. As the first factor is the use of 3 varieties (V) is (V0)
MP 305, (V1) 177, (V3) H 737, while the second factor is
population density (J) which consists of 3 levels, namely : (J0) =
20 cm x 30 cm (J1) = 40 cm x 30 cm (J2) = 50 cm x 30 cm.
The results of this study were analyzed using analysis of variance followed by
testing Honestly Significant Difference (HSD) at the 5% level for the results
of the difference.
Based
on the research that has been described, it turns out the use of varieties very
significant effect on plant height (at age 40 hspt) and significantly affect
fruit long beans (at the age of 37 and 40 hspt). While in diameter and no
significant production with the use of multiple varieties.
Based
on the research that has been described, the population density of treatment
various bean plant level did not significantly affect plant height and 40 hspt
hspt 32, 37 and 40 hspt diameter. However, the real effect on plant height 24
hspt, long beans 34, 37, 40 hspt, diameter 34 hspt and crop production was
highly significant.
From
the analysis of variance showed that there is a very real interaction between
the use of several varieties and high population density in the observation at
the age of 24 hspt, longevity 34, 37 and 40 hspt then the bean fruit diameter
40 hspt longevity and production plants. This means indicates that the bean
plants are very real effect using several varieties and population density.
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN
VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
KACANG PANJANG (Vigna Sinensis Var)
Disusun
Oleh
NUR AHMAD
NIM : 08111440
Dipertahankan
di depan Panitia Penguji Skripsi
Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian (STIP) YASHAFA
Pada Tanggal
: 30 November 2013
PANITIA PENGUJI
Nama Tanda Tangan Tanggal
Handoko,SP.M.Eng 30 November 2013
(Ketua /Penguji) ---------------------
M.Ridwan, SP. M. Agr.SC 30 November 2013
(Pembimbing I/Penguji)
--------------------
M. Aziz Cibro,
SP. MP 30 November 2013
(Pembimbing II/ Penguji)
--------------------
Dr.
Asbaruddin, STP. MM.M.eng 30 November 2013
(Penguji Tamu)
--------------------
Singkil Utara, 30 November 2013
Mengetahui
Ketua STIP YASHAFA
Arif Hidayat, SE