Minggu, 30 Maret 2014

skripsi kajian varietas serta kerapatanpopulasi untukpeningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang(vigna sinensis var)



KAJIAN  VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
KACANG PANJANG
(Vigna sinensis Var)

SKRIPSI

Disusun oleh:

NURAHMAD
NIM:08111440




STIP Yashafa Baru










PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
YAYASAN SYEKH HAMZAH FANSURY
KABUPATEN ACEH SINGKIL
2013
KAJIAN VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
 KACANG PANJANG
(Vigna sinensis Var)

Disusun oleh:


NURAHMAD
NIM:08111440


Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Starata (S1)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) YASHAFA
 Dan telah disetujui Pada Tanggal : 30 November 2013


Disetujui oleh :

Pembimbing I                                                                 Pembimbing II

   M.Ridwan, SP.MAgr.Sc                                                     M.Azis Cibro, SP.MP


Mengetahui
PK. I Bidang Akdemik


Dr.Asbaruddin,STP,MM,M.eng


PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama                        : NUR AHMAD
                                                     NIM                         : 08111440
Jurusan                     : Agroteknologi
                                             Alamat                     : Jl Tembakau Sidikalang Kab Dairi SUMUT
      Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

                                                                                Singkil Utara, November  2013
                                                                                    Yang membuat pernyataan,


                                                                                                NUR AHMAD







PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
YAYASAN SYEKH HAMZAH FANSURY
KABUPATEN ACEH SINGKIL
2013

KAJIAN VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
 KACANG PANJANG
(Vigna sinensis Var)

Disusun oleh:


NURAHMAD
NIM:08111440


Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Starata (S1)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) YASHAFA
 Dan telah disetujui Pada Tanggal : 30 November 2013

Disetujui oleh :

Pembimbing I                                                                 Pembimbing II

   M.Ridwan, SP.MAgr.Sc                                                     M.Azis Cibro, SP.MP

Mengetahui
PK. I Bidang Akdemik

Dr.Asbaruddin,STP,MM,M.eng

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama                        : NUR AHMAD
NIM                         : 08111440
Jurusan                     : Agroteknologi
Alamat                     : Jl Tembakau Sidikalang Kab Dairi SUMUT
      Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

                                                                                Singkil Utara, November  2013
                                                                                    Yang membuat pernyataan,

                                                                                                NUR AHMAD

DAFTAR ISI


                                                                                                                  Halaman
RINGKASAN ................................................................................................    i
ABSTRAK .....................................................................................................   ii
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................   iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................   iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................       ....   vi
DAFTAR TABEL .....................................................................................       ....   viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................       .....  ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ .....  x

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..................................................................................  1
B.     Identifikasi Masalah..........................................................................   3
C.     Rumusan Masalah .............................................................................   3
D.    Tujuan Penelitian ..............................................................................   4
E.     Manfaat yang diharapkan .................................................................   4
F.      Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................   4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.      Analisis Teoritis dan Penelitian Relevan ..........................................  5
B.       Kerangka Pikiran ............................................................................... 9
C.       Hipotesis ...........................................................................................  15

BAB III  METODE PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian ................................................................................   16
B.       Variabel Penelitian...........................................................................    16
C.       Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................    16
D.      Instrument Penelitian ......................................................................... 18
E.       Analisis data ...................................................................................... 18
F.        Pelaksanaan Penelitian ......................................................................  20
G.      Peubah yang Diamati ........................................................................  21



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.        Hasil ..................................................................................................  23
2.        Pembahasan ......................................................................................  29  
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.        Kesimpulan ......................................................................................   33
2.        Saran ................................................................................................   33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................  34
LAMPIRAN ....................................................................................................  35
                                                                       

BAB I



PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
      Kebutuhan akan sayuran dataran rendah seperti kacang panjang terus meningkat. Kacang panjang merupakan jenis sayuran yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur, memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap (protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin B dan C), dan kandungan protein nabati pada sayur kacang panjang berkisar 17% - 21%. Dalam program UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga), kacang panjang dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kesehatan tubuh. Disamping itu kacang panjang termasuk salah satu komoditas sayuran yang diutamakan, dikembangkan secara nasional berdasarkan kepentingan gizi (Ciptono, 1998) dalam Yuyu Wahyu (2012).
      Tanaman kacang panjang merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Selain itu peluang pemasaran kacang panjang masih luas karena tidak hanya dijual di pasar-pasar tradisional, tetapi juga telah banyak dipesan di pasar swalayan, sehingga menjadikan tanaman kacang panjang ini menjadi peluang usaha dalam budidaya pertanian. Tanaman kacang panjang telah lama di budidayakan di Indonesia dan sebagai salah satu penopang kebutuhan keluarga. Bahkan dibeberapa tempat kacang panjang merupakan sumber utama ekonomi keluarga. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan produktivitas kacang panjang perlu terus dilakukan.
      Menurut Iwan Juhardi (1999) dalam  Yuyu Wahyu (2012) rendahnya hasil tanaman bukan hanya disebabkan oleh teknik bercocok tanam yang belum intensif, kurang tepatnya pengendalian hama dan penyakit, tetapi juga masih kurangnya pengetahuan petani tentang pengaturan jarak tanam dan pemilihan varietas yang tepat dalam penyediaan unsur hara terutama nitrogen, fosfat dan kalium secara seimbang. Dalam suatu pertanaman sering terjadi persaingan antar tanaman maupun antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan pengaturan jarak tanam dan pemilihan varietas.
      Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang berpengaruh  pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun.
      Banyak faktor yang akan mempengaruhi bagaimana tanaman dari segi pemilihan varietas, pemupukan, perawatan dan perlakuan jarak tanam Ada beberapa varietas/kultivar kacang panjang, antara lain KP-1 (lokal Bekasi), KP-2 (lokal Bogor) yang toleran terhadap hama pengerek polong (Maruca testulasis) dan penyakit busuk polong (Colletotrichum lindemuthianum). Kebutuhan benih kacang panjang per hektar sekitar 20 kg.
      Bila ingin membudidayakan kacang panjang, sebaiknya kenali terlebih dahulu syarat tumbuhnya, terutama bila tujuannya untuk komersial (memperoleh keuntungan). Oleh sebab itu kita perlu mengetahui varietas unggul dan jarak tanam yang baik untum menanam kacang panjang.
B.  Identifikasi Masalah
      Dari hasil penjelasan latar belakang masalah maka masalah yang diidentifikasi adalah
1.    Apakah  respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang terhadap penggunaan beberapa varietas.
2.     Apakah respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang terhadap kerapatan populasi.
3.    Apakah respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang terhadap interaksi penggunaan varietas dan kerapatan populasi.
C.  Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah:
1.      Bagaimanakah peranan pemilihan Varietas terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang.
2.      Bagaimanakah peranan kerapatan populasi terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang.



D.  Tujuan Penelitian
      Sesuai dengan permasalahan yang diungkapkan diatas maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut
  1. Untuk mengetahui peranan pemilihan varietas terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang.
2.      Untuk mengetahui peranan kerapatan populasi terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang
3. Untuk mengetahui interaksi kerapatan populasi terhadap peningkatan dan produksi kacang panjang.
E.       Manfaat Penelitian
1. Untuk dapat menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian STIP Yashafa Aceh Singkil
2. Skripsi ini sebagai rujukan dan tambahan  wawasan bagi pembaca terutama yang mengusahakan tanaman hortikultura dalam hal ini adalah kacang panjang.
F.       Gambaran Umum Daerah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kain Golong Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil. Daerah ini merupakan dataran rendah pada ketinggian 10-600 m dpl yang beriklim basah, tanah gambut, dengan temperatur 18-320 C dengan tingkat keasaman tanah (pH) 5,5-6,5. Letak Geografis terletak pada (UPTB-BPP) Simpang Kanan. 0,20 15’ 00,0 - 020 16’ 48,6” LU 0970 53’ 03,4” - 0970 54’ 18,0” BT
1. Tofografi Wilayah a. Ketinggian Areal penelitian ini terletak di ketinggian ± 30 mdpl. b. Keadaan Lokasi Keadaan lokasi penelitian ini memiliki kedataran dan semua datar lahannya.
2. Tanah Secara umum jenis tanah di Dusun Kain Golong adalah tanah Gambut, yaitu tanah yang bewarna coklat kemerahan hingga kehitaman.
 3. Keadaan Iklim Menurut data curah hujan dari stasiun curah hujan, Badan Metereologi dan geofisika curah hujan di Dusun Kain Golong berkisar antara 1.000 s/d 2.000 mm/tahun (UPTB-BPP) Simpang Kanan.
 4. Keadaan Vegetasi Berdasarkan survey di lapangan kondisi vegetasi di lokasi penelitian ini adalah berumput.












BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESA

A.      Analisis Teoritis dan Penelitian Relevan
1.    Klasifikasi Kacang Panjang
       Klasifikasi botani tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut:
Divisi                            : Spermathophyta
Sub Divisi                     : Angiospermae
Class                             : Dycotyledoneae
Ordo                             : Leguminales
Famili                            : Papiolinaceae
Genus                            : Vigna
Spesies                          : Vigna sinensis Var
      Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl (Yuyu Wahyu, 2012)
2.    Pengenalan Kacang Panjang
          Kacang panjang (Vigna sinensis Var) termasuk famili Febaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 10-600 m dpl yang beriklim basah. Kacang panjang merupakan salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia. Pada dasarnya kacang panjang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah, namun jenis tanah yang paling cocok adalah tanah Regosol, Latosol dan Aluvial dengan temperatur berkisar 18- 320C, kemasaman tanah (pH) 5,5-6,5. (Hendro Sunarjono, 2012)
      Budidaya kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan dan ketahanan tubuh serta memperlancar proses pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi. Kacang panjang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok merambat dan tidak merambat. Kelompok kacang panjang yang banyak dibudidayakan adalah kelompok yang merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan buahnya panjang ± 40-70 cm .
kacang panjang dapat ditanam didataran rendah dan tinggi, menghendaki tanah yang subur, gembur dan kaya humus. Drainase baik dan tanah tidak tergenang serta pH antara 5,5 – 6,5. Waktu tanam yang baik adalah musim kemarau. (Wayan Suryanegara, 2011)
3.    Botani Kacang Panjang
       Secara morfologi, bagian atau organ-organ penting tanaman kacang panjang yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
  1. Akar
      Tanaman akar panjang berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke dalam hingga mencapai kedalaman 30 cm, sedangakan akar serabutnya tumbuh menyebar kea rah samping (horizontal) dan tidak dalam. Panjang akar serabut mencapai 26 cm.
  1. Batang
      Batang tanaman kacang panjang memiliki cirri-ciri liat, tidak berambut, berbentuk bulat, panjang, bersifat keras, dan berkuran kecil dengan diameter sekitar 0,6 cm-1 cm. Tanaman yang pertumbuhannya bagus, diameter batangnya dapat mencapai 1,2 cm lebih.
  1. Daun
      Daun kacang panjang merupakan daun majemuk yang bersusun tiga helaian. Daun berbentuk lonjong dengn ujung daun runcing (hampir segitiga). Tepi daun rata, tidak berbentuk, dan memiliki tulang-tulang daun yang menyirip. Kedudukan daun tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama. 
Daun panjangnya antara 9 cm-13 cm dan panjang tangkai daun 0,6 cm. permukaan daun kasar, permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna lebih muda. Ukuran daun kacang panjang sangat bervariasi, yakni panjang daun antara 9 cm-15 cm dan lebar daun antara 5 cm-8 cm.
  1. Bunga
      Bunga tanaman kacang panjang tergolong bunga sempurna, yakni dalam sau bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang sari). Bunga memiliki tipe zygomorphus (bilateral simetri) dan memiliki bentuk menyerupai kupu-kupu (papilona cues).
      Bunga terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga (daun mahkota), benang sari, dan kepala putik. Bunga tanaman kacang panjang memiliki dua tangkai,  yakni tangkai utama dan tangkai bunga. Tangkai utama berbentuk panjang dan tidak bercabang, serta panjang antara 9 cm-13cm dengan diameter 2 mm. sedangakan tangkai bunga sangat pendek, dan panjangnya sekitar 3 mm.

  1. Buah atau polong
      Buah tanaman kacang panjang berbentuk bulat panjang dan ramping. Buah kacang panjang ini biasa disebut polong. Polong kacang panjang memiliki ukuran panjang bervariasi antara 30 cm-100 cm, bergantung pada jenis dan varietasnya.
Demikian pula warna polongnya juga bervariasi,  antara putih dan putih kekuning-kuningan (polong tua), hijau, hijau muda, dan hijau keputih-putihan (polong muda), bergantung pada jenis dan varietasnya.
  1. Biji 
      Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang dan agak pipih, tetapi kadang-kadang juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua memiliki warna yang beragam, yaitu kuning, cokelat, kuning kemerah-merahan, putih, hitam, merah, dan putih, bebercak merah (merah putih), bergantung pada jenis dan varietasnya. Biji memiliki ukuran besar (panjang x lebar), yaitu 8-9 mm x 5-6 mm.
B.       Kerangka Pikiran
1. Varietas Kacang Panjang
       Varietas merupakan sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakter atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menetukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami pertumbuhan. Secara botani, varietas adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas penulisan namanya dicetak miring atau digaris bawah jika tulisan tangan dan didahului dengan singkatan “Var”. Contoh Oryza sativa Var. Indica.
      Dalam taksonomi tumbuhan, spesies merupakan unit terkecil dalam hierarki klasifikasi. Semua anggota spesies yang sama dapat secara alamiah saling kawin dan menghasilkan keturunan. Namun demikian, untuk sejumlah spesies tertentu terdapat variasi yang sangat jelas didalamnya. Untuk itu dibuat sejumlah takson infraspesies (dibawah spesies). (Anonim.2013)
      Wayan Suryanegara (2011) mengatakan spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:
a.       Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang, MP 305dll.
b.      Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V. unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata) . Varitas adalah KT1, KT2, KT3, 177.
c.     Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao. Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2 serta H737
2.    Kerapatan Populasi Kacang Panjang
       Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh kerapatan populasi/ pengaturan jarak tanam dan ketersediaan unsur-unsur hara, baik makro maupun mikro. Unsur hara makro yang banyak diserap oleh tanaman diantaranya nitrogen, fosfor, kalium, dan magnesium, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang tinggi dengan kualitas yang baik diperlukan tanah dengan hara yang cukup tersedia dan mudah diserap oleh tanaman.
       Pada dasarnya pemakaian jarak tanam yang rapat bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan faktor pembatas dapat dihindari sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman. Di samping itu pengaturan jarak tanam yang tepat juga untuk menekan pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat dihindari. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa penggunaan jarak tanam merupakan salah satu unsur penting untuk diperhatikan dalam bercocok tanam, dalam upaya mengusahakan tanaman terhindar dari persaingan baik dari segi keperluan cahaya maupun pengambilan unsur hara.
       Menurut Soetikno Sastroutomo (1998) dalam Wayan Suryanegara (2011), unsur hara yang dipersaingkan oleh tanaman adalah nitrogen, fosfor, sulfur dan kalium. Dengan demikian adanya peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman pada jarak tanam yang lebar disebabkan adanya ruang tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
       Menurut Mul Mulyani Sutejo (1997) dalam Wayan  Suryanegara (2011), banyaknya unsur hara yang diserap tanaman dan sekaligus terbawa dari tanah harus dikembalikan melalui pemupukan dalam jumlah yang sama atau seimbang. Pemupukan adalah setiap usaha pemberian hara yang bertujuan untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, sebab merupakan penyusun semua dari protein dan asam nukleat, dengan demikian merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan. Nitrogen pada umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman, misalnya dalam pembentukan daun dan batang. Peranan unsur nitrogen terpenting adalah sebagai penyusun atau bahan dasar dan pembentukan protein .
       Karta Sapoetra (1988) mengatakan, persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air maupun cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif. Sehingga, kerapatan tanaman yang lebih lebar akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Kerapatan tanaman yang longgar dapat menghasilkan berat kering berangkasan yang lebih besar dari berat kering pada penanaman pada kerapatan tanaman yang rapat. Hal ini terjadi karena pada kerapatan tanaman yang rapat terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya matahari yang berpengaruh terhadap pengambilan unsur hara, air maupun udara.
3.    Budidaya Kacang Panjang
          Adapaun syarat tumbuh tanaman kacang panjang merupakan lahan yang cocok adalah sawah berpengairan teknis dengan ketinggian tempat sekitar 600m dpl, suhu 25-35 0C, Ph tanah 5,5-6,5 dengan struktur tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada musim kemarau. Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun (Hendro Sunarjono.2012).
      Media tanam yang cocok untuk budidaya tanaman kacang panjang adalah :
1.      Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik.
2.      Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar.
4.    Hama dan Penyakit Kacang Panjang
       Menurut Yuyu Wahyu (2012)  hama  dan penyakit kacang panjang adalah sebagai berikut:
1)      Hama Utama Kacang Panjang 
a)      Lalat kacang (Ophiomya phaseoli T)
      Gejala terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 SP 1 cc/liter.
b)      Kutu daun (Aphis cracivora K)
      Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan insektisida Furadan 3G dan Carbofuran 80 kg/ha.
c)      Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
      Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan peraikan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, perangkap hama kimiawi dan insektisida Suoracide 0,1-0,2%.



d)     Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
      Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e)      Ulat bunga ( Maruca testualis SP)
     Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan insektisida yang efektif seperti Sevin pada kosentrasi 0,1%-0,2%.
                 
2)      Penyakit Utama Kacang Panjang 
a)      Penyakit mozaik (tobacco mozaik virus A.M)
      Penyebab: virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV. Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: dengan menggunakan benih yang sehat dan bebas virus, disemprot dengan insektisida yang efektif untuk kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
b)      Penyakit sapu (Witches-broom Virus S)
      Penyebab: virus Cowpea Stunt Virus. Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaic.


c)      Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F)
      Penyebab: bakteri. Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati.
C.      Hipotesis Penelitian
      Adapun hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah
a.       Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang terhadap penggunaan beberapa varietas
b.      Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang terhadap kerapatan populasi
c.       Ada respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang terhadap interaksi penggunaan varietas dan kerapatan populasi








BAB III

 METODE PENELITIAN


A.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan sampel. Penelitian ini menggunakan rumus Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 2 (dua) faktor perlakuan .yaitu:
1.       Penggunaan bibit  kacang panjang varietas (V) dan
2.       Kerapatan populasi (J)
B.  Variabel Penelitian
1.      Variabel Bebas terdiri dari 2 perlakuan
Faktor pertama adalah penggunaan varietas yang terdiri dari
a.       V0= varietas MP 305
b.      V1= varietas 177
c.       V2= varietas H 737
Faktor kedua adalah kerapatan populasi  yang terdiri dari
a.       J0= kerapatan populasi tanaman/plot (jarak tanam 20 cm x 30 cm)
b.      J1=  kerapatan populasi tanaman/plot (jarak tanam) 40 cm x 30 cm
c.       J2=  kerapatan populasi  tanaman/plot (jarak tanam 50 cm x 30 cm
C.      Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yaitu keseluruhan obyek penelitian, jadi populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua tanaman kacang panjang yang tumbuh pada plot-plot areal yang digunakan dalam penelitian
      Dilakukan dengan 3 kali pengulangan sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 27 unit percobaan. Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan yaitu:
1. V0J0= perlakuan dengan varietas MP 305 dengan kerapatan populasi  20 cm x 30 cm
2. V0J1= perlakuan dengan varietas MP 305 dengan kerapatan populasi 40 cm x 30cm
3. V0J2=  perlakuan dengan varietas MP 305 dengan kerapatan populasi 50 cm x 30 cm
4. V1J0=  perlakuan dengan varietas 177 dengan kerapatan populasi 20 cm x 30 cm
5.V1J1=  perlakuan dengan varietas 177  dengan kerapatan populasi 40 cm x 30 cm
6. V1J2=  perlakuan dengan varietas 177 dengan kerapatan populasi 50 cm x 30 cm
7. V2J0=  perlakuan dengan varietas H 737 dengan kerapatan populasi 20 cm x 30 cm
8. V2J1= perlakuan dengan varietas H 737 dengan kerapatan populasi 40 cm x 30 cm
9. V2J2 = perlakuan dengan varietas H 737 dengan kerapatan populasi 50 cm x 30 cm.



      Rumus mencari ulangan :
                            (n-1) (r-1) ≥ 15
                            (9-1) (r-1) ≥ 15
                                    8r – 8 ≥ 15
                                           r  15 + 8
                                                      8
                                          r  23
                                                 8

                                          r  ≥ 2,875        3 ulangan
      Percobaan di lakukan dengan 3 ulangan, sehingga di peroleh (3 x 3) x 3 = 27 unit/plot percobaan. Luas areal masing-masing petak percobaan adalah 2 m x 0,6 m atau 200 cm x 60 cm. Setiap plot berbeda kerapatan populasi (a) kerapatan populasi 20 cm x 30 cm dengan jumlah tanaman 20 tanaman. (b) kerapatan populasi 40 cm x 30 cm dengan jumlah tanaman 10 tanaman. (c) kerapatan populasi 50 cm x 30 cm  dengan jumlah tanaman 8 tanaman. Sehingga jumlah keseluruhan tanaman  yaitu 342 tanaman. Tanaman sampel diambil 5 sampel/ plot. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak.
D.      Instument Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kacang panjang varietas MP 305, 177, H 737, air, insektisida Dursban Tm 200 EC, dan bahan-bahan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, gembor, meteran, handsprayer, kalkulator, timbangan, kawat sebagai pengikat bambu persemaian, jangka sorong dan alat-alat yang mendukung dalam pelaksaan penelitian ini.
E.       Analisis Data
      Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut:  
Yijv = µ + δi + αj +βv + (αβ)jv + Ʃijv
Dimana :
      Yijv               = data pengamatan dari faktor penggunaan varietas ke-i dan kerapatan populasi ke-j dengan ulangan ke-v
      µ                    = rataan umum
      δi                   = pengaruh ulangan ke-i
      αj                   = pengaruh penggunaan varietas pada taraf ke-j
      βv                  = pengaruh kerapatan populasi pada taraf ke-v
      (αβ)jv             = pengaruh interaksi perlakuan varietas pada taraf ke-j dan kerapatan populasi pada taraf ke-v
      Æ©ijv                = galat perlakuan (Ali Kemas,1984)
       Hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk hasil bedanya
F.   Pelaksanaan Penelitian
1.      Penentuan Pola Tanam
      Jarak lubang tanam  adalah 20 x 30 cm, 40 x 30 dan 50 x 30 cm. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai.


2.      Cara Penanaman
      Sebelumnya, buat lubang kecil pada bedengan dengan menggukan tugal. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji per lubang, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur atau pupuk organik agar benih tidak dimakan burung atau ayam.
3.      Pemeliharaan Tanaman Kacang Panjang
a)      Pembuatan lanjaran/ajir
      Ajir atau lanjaran dibuat dari belahan bambu atau kayu yang tidak mudah lapuk. Ajir digunakan untuk menopang/menegakkan tanaman kacang panjang. Pemasangan lanjaran  sekitar 3–4 hari setelah tanam, atau kira-kira tinggi tanaman 10-15 cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang tanaman dan dipasang silang.
b)      Penyiangan
      Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.
c)      Pemangkasan/Perempalan
      Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
d)     Penyemprotan Hama
      Usaha untuk mencegah serangan hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Dursban Tm 200 EC


4.      Pupuk Susulan
      Pupuk susulan tanaman kacang panjang diberikan 1 minggu dan 3 minggu setelah tanam, pupuk berupa NPK.
5.      Panen
      Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 40 hspt. Pemanenan kacang panjang sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari. Cara panen pada tanaman kacang panjang dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau tajam.
G.      Peubah yang Diamati
        Peubah amatan yang dilakukan dalam penelitian adalah:
1)      Tinggi Tanaman (cm)
      Tinggi tanaman diukur dimulai dari permukaan tanah (patok standar) sampai daun tinggi yaitu tegak alami. Penghitungan dilakukan pada tanaman sampel yang sama. Pengukuran tinggi tanaman dimulai pada umur 24 hspt dan selanjutnya pengukuran dilakukan sekali dalam 7 hari hingga tanaman berumur 40 hspt (3 kali pengukuran)
2)      Panjang Buah Kacang Panjang (cm)
      Pengukuran buah kacang panjang diukur dengan alat penggaris/rol dan dilaksanakan saat tanaman berumur 34 hspt dan selanjutnya pengukuran dilakukan sekali dalam 3 hari hingga tanaman panen.
3)      Diameter Buah Kacang Panjang (mm)
Pengukuran diameter buah kacang panjang dilakukan pada setiap 5 sampel dengan menggunakan alat jangka sorong dan dilaksanakan saat tanaman berumur 34 hspt dan selanjutnya dilakukan sekali dalam 3 hari hingga tanaman panen.

4)      Produksi Tanaman (gr)
Penimbangan produksi tanaman dilakukan pada seluruh produksi kacang panjang termasuk sampel dari tiap plot dengan menggunakan timbangan. Sebelum  ditimbang kacang panjang dibersihkan atau dicuci dengan air bersih dan dikering anginkan. Pekerjaan ini dilakukan saat tanaman berumur 40 hspt (panen).



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
1.      Tinggi Tanaman (cm)
      Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 32 dan 40 hspt, dan berpengaruh  sangat nyata pada umur 24 hspt (hari setelah pindah tanam). Sedangkan perlakuan kerapatan populasi  serta interaksi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh tidak nyata pada umur 32 dan 40 hspt dan berpengaruh nyata pada umur 24 hspt (hari setelah pindah tanam).(lampiran 5 – 13)
      Penggunaan beberapa Varietas tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 32 dan 40 hspt. Penggunaan varietas dengan aplikasi V2 = varietas H 737 adalah perlakuan terbaik dalam peningkatan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang panjang. Sedangkan perlakuan  kerapatan populasi serta interaksi kedua perlakuan tidak  berpengaruh nyata  pada umur 32 dan 40 hspt dan berpengaruh nyata sangat nyata pada umur 24 hspt. (Tabel. 1)
      Uji beda rataan  tinggi tanaman umur 24, 32 dan 40 hspt dapat dilihat pada Tabel 1




Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman Kacang Panjang pada Umur 24, 32 dan 40 hspt  Akibat Penggunaan Beberapa Varietas  dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta Interaksi Pengaruh Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
24 hspt
32 hspt
40 hspt
V0
187,11
215,55
258,77a
V1
191,22
194,22
233,77b
V2
190,33
245
298,77c
J0
184,11
212,55a
 253,33a
J1
191,44
225,88b
266,33b
J2
193,11
216,33c
271,66c 
V0J0
183,5
209,667
236,667
V0J1
189
224,667
280,333
V0J2
191
212,333
259,333
V1J0
187
191,667
221,333
.V1J1
196
195,667
218
V1J2
191,5
195,33
262
V2J0
185
236,33
302
V2J1
192,5
257,33
300,667
V2J2
194,5
241,33
293,667 
Keterangan : Angka yang tidak bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ

2.    Panjang Buah Kacang Panjang (cm)
      Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan varietas pada umur 37 hspt tidak berpengaruh nyata terhadap panjang buah  kacang panjang , akan tetapi berpengaruh nyata terhadap panjang kacang panjang pada umur 34 dan 40 hspt. Sedangkan perlakuan kerapatan populasi dan interaksi kedua perlakuan  sangat berpengaruh nyata pada buah kacang panjang pada umur 34, 37 dam 40 hspt. (lampiran 14 – 22)
      Uji beda rataan panjang buah kacang panjang pada umur 34, 37 dan 40 hspt dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan Panjang Buah Kacang Panjang pada Umur 34, 37 dan 40 hspt Akibat Penggunaan beberapa Varietas dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta Interaksi Pengaruh Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi
Perlakuan
Panjang Buah kacang Panjang  (cm)
34 hspt
37 hspt
40 hspt
V0
2,81a
34,48
68,05a
V1
3,32
39,74a
76,2
V2
2,02b
18,48b
35,38
J0
1,74a
30,92
 57,14a
J1
2,59b
30,02
59,52
J2
1,95c
31,77a
 62,97b
V0J0
2,79
34,46
66
V0J1
2,79
33,16
69,1
V0J2
2,86
35,83
69,06
V1J0
3,28
39,46
74,7
.V1J1
3,18
38,9
73,6
V1J2
3,50
40,86
80,3
V2J0
1,78
18,83
30,73
V2J1
1,83
18
35,86
V2J2
2,46
18,63
39,56 
Keterangan : Angka yang tidak bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ

      Perlakuan penggunaan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap panjang buah kacang panjang pada umur 37 hspt akan tetapi berpengaruh nyata terhadap panjang kacang panjang pada umur 34 dan 40 hspt. Penggunaan Varietas dengan aplikasi V1 = varietas 177 adalah perlakuan terbaik dalam meningkatkan panjang kacang panjang. Sedangkan perlakuan kerapatan populasi dan interaksi kedua perlakuan  berpengaruh sangat nyata terhadap panjang kacang panjang pada ummur 34, 37 dan 40 hspt. Dan perlakuan terbaik untuk meningkatkan panjang kacang panjang pada perlakuan kerapatan populasi J2 = 50 x 30 cm.(Tabel 2)
3.    Diameter Buah Kacang Panjang (mm)
      Hasil analisis sidik ragam menunjukkan penggunaan beberapa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap diameter kacang panjang pada umur 34, 37 dan 40 hspt. Sedangkan kerapatan populasi berpengaruh sangat nyata terhadap diameter buah kacang panjang pada umur 37 dan 40 hspt serta tidak berpengaruh nyata pada diameter kacang panjang pada umur 34 hspt. Dan interaksi kedua perlakuan pada diameter kacang panjang berpengaruh sangat nyata pada umur 40 hspt serta pada umur 34 dan 37hspt tidak berpengaruh nyata. (Lampiran 23- 31)
      Penggunaan beberapa varietas menunjukkan bahwa tidak berpengaruh nyata terhadap diameter kacang panjang pada umur 34,37 dan 40 hspt. Sedangkan kerapatan populasi berpengaruh sangat nyata terhadap diameter buah kacang panjang pada umur 37 dan 40 hspt. Penggunaan kerapatan Populasi J2 = 50 x 30 cm adalah perlakuan terbaik untuk meningkatkan diameter buah pada  kacang panjang. Interaksi kedua perlakuan pada diameter buah kacang panjang berpengaruh sangat nyata pada umur 40 hspt dan tidak berpengaruh nyata pada umur 34 dan 37 hspt.( Tabel 3)
      Uji beda rataan diameter buah kacang panjang pada umur 34, 37 dan 40 hspt dapat dilihat pada Tabel 3



Tabel 3.Rataan Diameter Buah Kacang Panjang Pada Umur 34,37 dan 40 hspt Akibat Penggunaan Beberapa Varietas dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta Interaksi Pengaruh Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi.

Perlakuan
Diameter  Buah kacang Panjang  (mm)
34 hspt
37 hspt
40 hspt
V0
0,16a
0,34a
0,77a
V1
0,2
0,42
0,87b
V2
0,4
0,53b
1,14c
J0
0,76a
1,26
 2,83a
J1
0,73b
1,23a
2,66b
J2
0,8
1,4
 2,9
V0J0
0,13a
0,33a
0,83
V0J1
0,16b
0,3
1,1
V0J2
0,2
0,4
0,76
V1J0
0,26c
0,46b
0,83
.V1J1
0,13d
0,4
0,9
V1J2
0,3
0,4
0,9
V2J0
0,36e
0,46c
1,16
V2J1
0,43f
0,53d
1,03
V2J2
0,4
0,9
1,23 
Keterangan : Angka yang tidak bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ
4.    Produksi (gr)
      Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa  penggunaan beberapa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap Produksi pada tanaman kacang panjang. Namun kerapatan populasi menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi kacang panjang. Sedangkan interaksi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap produksi kacang panjang.(lampiran 32-34)
      Penggunaan  beberapa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tananaman kacang panjang. Namun kerapatan populasi menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap produksi kacang panjang. Sedangkan interaksi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata pada produksi tananaman kacang panjang.(tabel 4)
      Uji beda rataan produksi tanaman kacang panjang akibat penggunaan beberapa varietas dan kerapatan populasi ditunjukkan pada tabel 4
Tabel 4: Rataan Produksi Tanaman Kacang Panjang Pada Umur 40 hspt akibat Penggunaan Varietas Beberapa varietas dan Perlakuan Kerapatan Populasi serta Interaksi Pengaruh Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi.
Perlakuan
Produksi  Buah kacang Panjang  (gr)
40 hspt
V0
170
V1
167,77a
V2
124,44b
J0
145,55a
J1
150
J2
166,66b
V0J0
170
V0J1
160
V0J2
180
V1J0
163,33
.V1J1
160
V1J2
180
V2J0
103,33
V2J1
130
V2J2
140
Keterangan : Angka yang tidak bernotasi tidak berbeda nyata dengan taraf 5% berdasarkan uji BNJ

B.  PEMBAHASAN
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang Akibat Penggunaan Beberapa varietas
      Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, ternyata penggunaan varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (pada umur 40 hspt) dan berpengaruh nyata terhadap panjang buah kacang panjang (pada umur 37 dan 40 hspt). Sedangkan pada diameter dan produksi tidak berpengaruh nyata dengan penggunaan beberapa varietas.
      Dari berbagai penggunaan varietas yang ada ternyata V0 (MP 305) menunjukkan hasil terbaik terhadap produksi tanaman kacang panjang kemudian diteruskan dengan penggunaan V1(177) yang cukup baik terhadap produksi tanaman kacang panjang. Ini menunjukkan bahwa dari tipe pembagian varietas unggul merupakan salah satunya adalah MP305 dengan tipe merambat.
      Arya (2012) menyatakan Tanaman tipe ini pertumbuhannya membelit atau merambat sehingga memerlukan turus atau lanjaran setinggi kurang lebih 2 meter dan tipe varietas ini yang sangat dikenal di masyarakat luas dan mudah untuk di budidayakan.
      Menurut Haryanto dkk (2008) menyatakan varietas tipe 1 (MP 305) menyatakan batangnya berwarna hijau muda, berbentuk segi enam. Bentuk daun delta dengan ujung runcing. Tiap daun majemuk terdiri dari tiga daun. Permukaannya rata, berbulu halus, dan berwarna hijau tua. Bunganya berbentuk kupu-kupu dan berwarna biru muda. Polong berbentuk gilig langsing, warna polong muda hijau tua. Jumlah polong tiap tanaman 4-15 buah dengan panjang 40-75 cm. Rasa polong muda renyah dan agak manis. Bijinya berwarna cokelat tua, kadang berbelang putih. Bentuknya bulat agak gepeng. Tinggi tanaman ini sekitar 2 m lebih. Mulai berbunga pada umur 28 hari dan panen polong muda pada umur 59-79 hari. Produksi rata-rata 6,2 ton/ha. Varietas ini cukup tahan terhadap serangan hama penggerek polong dan cendawan busuk polong.
      Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang Akibat Kerapatan Populasi
      Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, perlakuan kerapatan populasi berbagai taraf tanaman kacang panjang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 32 hspt dan 40 hspt, diameter 37 dan 40 hspt. Akan tetapi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 24 hspt, panjang kacang panjang 34, 37, 40 hspt, diameter 34 hspt dan produksi tanaman berpengaruh sangat nyata.
      Berpengaruh atau tidaknya kerapatan populasi diberbagai peubah amatan diatas diduga karena pengaruh kompetisi antar tanaman dalam menyerap unsur hara di dalam tanah. Setyadi (1979) dalam Zahirman (2011) mengatakan bahwa kerapatan populasi mempengaruhi kompetensi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara dengan demikian akan mempengaruhi hasil.
      Interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Faktor-faktor yang memengaruhi persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Faktor-faktor tersebut akan memengaruhi pertumbuhan tinggi batang, diameter batang, kandungan klorofil, dan daya hasil dari tanaman tersebut (campbell, 2002)
      Akan tetapi dari perlakuan yang jelas dilakukan, ternyata pada taraf J2 = 50 x 30 cm menunjukkan sebagai perlakuan kerapatan populasi terbaik untuk pertumbuhan dan produksi  tanaman kacang panjang dan akan menurun apabila kerapatan populasi dipersempit menjadi J1 (40x30 cm) atau pun J0 (20 x 30 cm). Hal ini terlihat dari hasil peubah amatan bahwa pada taraf  J2 (50 x 30 cm) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari pada taraf yang lain.
      Menurut Sugito (1999) dalam (Zahirman 2011) Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam usaha meningkatkan hasil panen. Pada populasi optimal, kompetisi antar tanaman masih terjadi sehingga pertumbuhan dan hasil per tanaman menjadi berkurang, namun karena jumlah tanaman per hektar bertambah dengan meningkatnya populasi, maka hasil panen perhektar masih dapat meningkat. Jika kerapatan populasi terlalu rapat atau populasi terlalu tinggi, kompetisi antar individu juga diikuti dengan penurunan hasil panen per hektar. Selanjutnya, jika kerapatan populasi terlalu renggang akan menjadi banyak ruang kosong diantara tajuk tanaman.
      Oleh karena itu spesies tanaman daun yang efisien cenderung menginvestasikan sebagian besar awal pertumbuhan mereka dalam bentuk penambahan luas daun, yang berakibat pada pemanfaatan radiasi matahari yang efisien (gardner et al.,1998)




      Respon pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang terhadap Interaksi Penggunaan Varietas dan Kerapatan Populasi
      Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara penggunaan beberapa varietas dan kerapatan populasi pada amatan tinggi pada umur 24 hspt, panjang umur 34, 37 dan 40 hspt kemudian pada diameter buah kacang panjang umur 40 hspt serta produksi tanaman. Hal ini berarti menunjukkan bahwa tanaman kacang panjang sangat nyata berpengaruh  menggunakan beberapa varietas dan kerapatan populasi.
      Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali jika mereka berada pada lingkungan yang sesuai dan sebaliknya tidak ada pengaruh terhadap berkembangnya karakteristik dengan mengubah tingkat keadaan lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun harus disadari bahwa keragaman yang diamati terhadap sifat- sifat yang terutama disebabkan oleh perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas didalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan dimana individu berada (Allard, 2005) dalam Laksana (2010)
      Menurut Buckman dan Brady (1982), dalam chairuman (1993), suatu tanaman akan tumbuh subur dan baik apabila semua unsur hara yang dibutuhkan cukup dan tersedia bagi tanaman tersebut.
.

     


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.        KESIMPULAN
1)      Perlakuan varietas dan kerapatan populasi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.
2)      Penggunaan varietas tipe I (MP 305) mampu mempengaruhi tinggi tanaman, panjang buah, diameter dan produksi tanaman kacang panjang.
3)      Perlakuan J2 dengan kerapatan populasi  tanaman /plot (jarak tanam 50 x 30 cm) adalah perlakuan terbaik, meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti tinggi, panjang buah, diameter dan produksi kacang panjang.
4)      Interaksi kedua perlakuan memberi pengaruh yang baik terhadap  peubah amatan terlihat sangat nyata pada panjang buah kacang panjang, diameter kacang panjang.
2.        SARAN
      Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan beberapa varietas dan perlakuan kerapatan populasi, sehingga akan di dapat hasil yang optimum pada pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang.






DAFTAR PUSTAKA

Arya, G, 2012, Budidaya Kacang Panjang, Jakarta
Ali Kemas, 1984, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi , Jakarta : PT. Raja Grafindo  Persada
Anonim, 2013. “ahref”. http//id. Wikipedia.org/ diakses 16-02-2013.
Campbell,NA 2002, Biologi Jilid II. Jakarta , Erlangga
Karta Sapoetra, A.G,1988. Tekhnologi Benih. PT.Bina Aksara. Jakarta. Di kutip dari: http://adnanlpp.wordpress.com/2008/02/05/pengaruh-kerapatan-nam/
Haryanto,W.T. Suhartini dan E. Rahayu, 2008. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta: Penebar Sawadaya. 
Hendro Sunarjono, APU (Purn), 2012. Kacang Sayur. Jakarta:Penebar Swadaya.
Laksana,S. 2010. Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Tanah. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wayan Suryanegara. 2011. Pengaruh Pengaturan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan produksi kacang panjang (vigna sinensis), Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.
Yuyu Wahyu. 2012. Pengaruh Jarak Tanam dan Takaran Pupuk Nitrogen terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (vigna sinensis). Cirebon, Jawa Barat
Zahirman. 2011. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau dangan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan  Kerapatan Populasi. STIP YASHAFA. Aceh Singkil.


RINGKASAN

NUR AHMAD, NIM 08111440, Program Studi Agroteknologi, Judul Skripsi “KAJIAN  VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG PANJANG (Vigna sinensis Var).

      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pemilihan varietas dan kerapatan populasi  terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kacang panjang.

       Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kain Golong Kecamatan simpang kanan Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Juli 2013, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial  dengan  dua faktor perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Sebagai faktor pertama yaitu penggunaan  3 varietas (V) yaitu (V0)MP 305, (V1) 177, (V3) H 737,  sedangkan faktor kedua adalah kerapatan populasi (J) yang terdiri dari 3 taraf yaitu:( J0) = 20 cm x 30 cm (J1) = 40 cm x 30 cm (J2) = 50 cm x 30 cm. Hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk hasil bedanya.

      Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, ternyata penggunaan varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (pada umur 40 hspt) dan berpengaruh nyata terhadap panjang buah kacang panjang (pada umur 37 dan 40 hspt). Sedangkan pada diameter dan produksi tidak berpengaruh nyata dengan penggunaan beberapa varietas.

      Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, perlakuan kerapatan populasi berbagai taraf tanaman kacang panjang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 32 hspt dan 40 hspt, diameter 37 dan 40 hspt. Akan tetapi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 24 hspt, panjang kacang panjang 34, 37, 40 hspt, diameter 34 hspt dan produksi tanaman berpengaruh sangat nyata.

      Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara penggunaan beberapa varietas dan kerapatan populasi pada amatan tinggi pada umur 24 hspt, panjang umur 34, 37 dan 40 hspt kemudian pada diameter buah kacang panjang umur 40 hspt serta produksi tanaman. Hal ini berarti menunjukkan bahwa tanaman kacang panjang sangat nyata berpengaruh  menggunakan beberapa varietas dan kerapatan populasi.

ABSTRAK
           
NUR AHMAD, NIM 08111440, Agro Technology Program, Thesis title "VARIETY STUDY POPULATION DENSITY AND GROWTH AND PRODUCTION FOR IMPROVED LONG BEAN (Vigna sinensisVar).

      This study aims to determine the role of variety selection and population density on growth and production of beans.

       This research was conducted at the intersection of Hamlet Cain Golong District of Aceh Singkil right. The study was conducted in June 2013 to July 2013, using a randomized block design (RBD) with two- factor factorial treatment was repeated three times. As the first factor is the use of 3 varieties (V) is (V0) MP 305, (V1) 177, (V3) H 737, while the second factor is population density (J) which consists of 3 levels, namely : (J0) = 20 cm x 30 cm (J1) = 40 cm x 30 cm (J2) = 50 cm x 30 cm. The results of this study were analyzed using analysis of variance followed by testing Honestly Significant Difference (HSD) at the 5% level for the results of the difference.    
      Based on the research that has been described, it turns out the use of varieties very significant effect on plant height (at age 40 hspt) and significantly affect fruit long beans (at the age of 37 and 40 hspt). While in diameter and no significant production with the use of multiple varieties.
      Based on the research that has been described, the population density of treatment various bean plant level did not significantly affect plant height and 40 hspt hspt 32, 37 and 40 hspt diameter. However, the real effect on plant height 24 hspt, long beans 34, 37, 40 hspt, diameter 34 hspt and crop production was highly significant.
      From the analysis of variance showed that there is a very real interaction between the use of several varieties and high population density in the observation at the age of 24 hspt, longevity 34, 37 and 40 hspt then the bean fruit diameter 40 hspt longevity and production plants. This means indicates that the bean plants are very real effect using several varieties and population density.
                                                                                                     



                            LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN VARIETAS SERTA KERAPATAN POPULASI UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG PANJANG (Vigna Sinensis Var)

Disusun Oleh

NUR AHMAD
NIM : 08111440

Dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) YASHAFA
Pada Tanggal : 30 November 2013

PANITIA PENGUJI

Nama                               Tanda Tangan                 Tanggal

       Handoko,SP.M.Eng                                                 30 November 2013                    
          (Ketua /Penguji)                        ---------------------
 M.Ridwan, SP. M. Agr.SC                                            30 November 2013          
         (Pembimbing I/Penguji)                                                
                                                              --------------------                     
M. Aziz Cibro, SP. MP                                                   30 November 2013
     (Pembimbing II/ Penguji)      
                                                              --------------------
Dr. Asbaruddin, STP. MM.M.eng                                30 November 2013
      (Penguji Tamu)                      
                                                              --------------------


Singkil Utara, 30 November 2013

Mengetahui
Ketua STIP YASHAFA



Arif Hidayat, SE